Prodi Perbandingan Mazhab Adakan Tes Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Jalur Beasiswa BLU
“dalam rangka melanggengkan keberadaan ilmu Syariah serta memasyarakatkan ilmu Syariah, maka dianggap perlu untuk memberikan beasiswa sebagai dukungan.”
Tangerang Selatan - Memasuki tahun ajaran baru 2021/2022, Program Studi Perbandingan Mazhab kembali mengadakan seleksi penerimaan mahasiswa baru, yang membedakan adalah program studi ini memiliki jalur penerimaan beasiswa BLU (Badan Layanan Umum), jalur ini membuka pendaftaran pada tanggal 14 Juni – 16 Juli 2021, persyaratan pengajuan beasiswa ini adalah calon mahasiswa harus terlebih dulu mendaftar SPMB Mandiri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan pilihan pertama program studi perbandingan mazhab, kemudian mendaftar dan melengkapi berkas melalui formulir beasiswa yang telah disediakan, selain itu untuk kebutuhan seleksi, pendaftar harus memenuhi ketentuan memiliki kemampuan Bahasa arab (aktif/pasif) serta memiliki hafalan Al-Qur’an minimal satu juz, berkomitmen menyelesaikan kuliah selama delapan semester serta menyelesaikan hafalan lima juz sebagai syarat kelulusan sarjana dan bersedia menulis skripsi dengan Bahasa arab atau Bahasa Inggris, keuntungan yang didapatkan bagi yang lolos seleksi beasiswa tersebut adalah akan dibebaskan membayar biaya perkuliahan selama masa studi delapan semester.
Setelah masa pendaftaran usai, sebanyak 44 pendaftar mengikuti tes yang merupakan rangkaian seleksi diselenggarakan pada selasa (27/08) pukul 09:00 WIB-selesai secara daring melalui virtual zoom meeting, Para pendaftar umumnya berasal dari kalangan pondok pesantren dan juga madrasah Aliyah, penguji tes seleksi ini adalah ketua program studi perbandingan mazhab yakni ibu Siti Hanna, L.C,M.A. dan sekretaris program studi perbandingan mazhab yakni bapak Hidayatulloh, M.H. teknisnya seluruh peserta masuk ke ruangan zoom kemudian dipanggil berdasarkan nomor urut yang disediakan oleh host, materi yang di ujikan berupa ujian lisan Bahasa arab dan pembacaan kitab bidayatul mujtahid bab Ibadah.
Umumnya para pendaftar yang mengikuti tes seleksi ini sudah memiliki kemampuan dasar Bahasa arab, mereka juga memiliki hafalan Al-Qur’an yang variatif mulai satu juz, tujuh juz hingga ada yang tiga puluh juz, artinya mereka sudah punya pengalaman dalam menghafal, umumnya mereka juga sudah bisa membaca kitab yang diujikan dengan baik walaupun ada juga yang masih cukup terbata-bata, yang berarti mereka tidak berangkat dari nol, rata-rata sudah berpengalaman dalam bidang-bidang tersebut, sehingga dapat diharapkan bisa mengikuti perkuliahan dengan baik.
Faiz Fadlurrahman, Salah satu pendaftar asal Pesantren Budaya Indonesia mengungkapkan bahwa ia mengikuti seleksi beasiswa ini adalah ketika mendapat informasi beasiswa BLU dari media uin, program ini menarik perhatian alasannya karena membantu meringankan perekonomian terlebih pada kondisi pandemi seperti saat ini, Ketika tes ujian berlangsung, ia mengaku sempat cukup tegang karena berada di nomor urut pertama.
Beasiswa BLU prodi Perbandingan Mazhab sendiri berawal pada tahun 2015, yang kala itu mengajukan permohonan ke dekanat dilanjutkan ke rektorat agar prodi perbandingan mazhab mendapat kuota beasiswa BLU, karena prodi memandang perlu melakukan langkah afirmasi untuk mendapatkan mahasiswa baru, mengingat kecenderungan mahasiswa sekarang memilih jurusan yang langsung menuju ke dunia kerja sehingga minat mereka untuk mempelajari ilmu Syariah cenderung menurun, maka dari itu prodi mengajukan kerja sama dengan berbagai pondok pesantren agar mengirimkan santri-santri terbaiknya untuk belajar dalam rangka melanggengkan keberadaan ilmu Syariah serta memasyarakatkan ilmu Syariah, dalam memenuhi tujuan-tujuan tersebut maka dianggap perlu untuk memberikan beasiswa sebagai dukungan.
Ibu Siti Hanna, L.C, M.A. mengungkapkan bahwa beliau berharap agar jalur beasiswa BLU begitupun prodi perbandingan mazhab pada umumnya semakin diminati masyarakat dan beliau juga berharap agar para mahasiswa memanfaatkan perkuliahan ini dengan sebaik-baiknya dan maksimal, sehingga ilmu yang didapat lebih banyak, dan nantinya bisa berkontribusi lebih besar lagi ditengah masyarakat dalam rangka menyebarkan pemahaman tentang perbandingan mazhab dan dalam rangka menyiarkan toleransi beragama terutama toleransi bermazhab di masyarakat yang dirasa sebagian masih terjadi kefanatikan mazhab tanpa ada dasarnya, maka diharapkan mahasiswa perbandingan mazhab dapat menyadarkan hal ini.
Oleh : Siwa Fathma Jaelani,
Departemen Jurnalistik HMPS Perbandingan Mazhab