ORMABA FSH 2025 hari pertama : Dari Road to Hakim hingga Karier Kepenghuluan
BERITA FSH, Ciputat - Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyelenggarakan Orientasi Mahasiswa Baru (ORMABA) 2025 pada 1–4 September 2025. Awalnya kegiatan direncanakan berlangsung secara luring, namun karena kondisi yang kurang kondusif, pelaksanaan dialihkan menjadi daring melalui Zoom.
Hari pertama ORMABA dipandu langsung oleh Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerja Sama, Prof. Kamarusdiana, M.H. Acara berjalan lancar dan sarat ilmu, khususnya terkait pemahaman dasar tentang hukum dan kode etik mahasiswa.
Dalam paparannya, Prof. Kama menekankan pentingnya etika dalam kehidupan mahasiswa di UIN Jakarta. Ia menjelaskan bahwa kode etik mencakup kewajiban mahasiswa, sanksi atas pelanggaran, hingga prosedur penanganan pelanggaran. Para mahasiswa baru juga diajak menyampaikan pemahaman mereka, salah satunya Muhammad Zaki (Mahasiswa Prodi Perbandingan Mazhab) yang menyimpulkan pentingnya menjaga pergaulan dan lingkungan.
Selain Prof. Kama, acara hari pertama diisi oleh sejumlah narasumber berkompeten di bidang hukum, di antaranya:
-
Dr. Ilman Hasjim, S.H.I, M.H. (Hakim Yustisial Mahkamah Agung RI) – Road to Hakim
-
Muhammad Rizky Firdaus, S.H. (Managing Partner JR2 Lawfirm) – Syarat dan Tips Menjadi Lawyer
-
Mazidah, S.Ag., M.H. (Ketua Pengadilan Agama Pasangkayu, Sulawesi Barat) – Visi Pendidikan dan Karier Hukum
-
Abdul Aziz (Penghulu KUA Jakarta Selatan) – Karier di Bidang Kepenghuluan
Dalam sambutannya, Dr. Ilman menekankan pentingnya pengalaman organisasi bagi mahasiswa. Menurutnya, organisasi melatih mental, memperluas wawasan, dan membangun jaringan yang sangat berguna saat memasuki dunia kerja. Ia juga berbagi pengalaman pendidikan dari S1 hingga S3, dengan menegaskan bahwa nuansa kebatinan mahasiswa yang ia alami di UIN Jakarta tetap membekas hingga kini.
Sementara itu, Muhammad Rizky Firdaus menegaskan bahwa seorang lawyer profesional harus berpegang pada nilai-nilai etika, seperti menjaga ibadah, menjauhi praktik suap, serta memegang teguh integritas.
Narasumber ketiga, Mazidah, menekankan pentingnya visi dan niat yang kuat dalam menempuh pendidikan. Ia mengutip pesan Nabi SAW bahwa hari ini harus lebih baik dari hari esok, yang menurutnya bukan sekadar slogan, tetapi motivasi yang harus tertanam dalam diri mahasiswa.
Sedangkan Abdul Aziz berbagi pengalaman pribadinya, dari lulusan STM hingga kini menjadi penghulu. Ia menekankan pentingnya keterbukaan dalam bergaul. Menurutnya, keberhasilan tidak hanya datang dari dosen, tetapi juga dari interaksi dan inspirasi yang didapat melalui pergaulan dengan teman-teman.
Menutup kegiatan hari pertama, Prof. Kama kembali mengingatkan mahasiswa baru untuk terus memperkuat motivasi, mengembangkan potensi, serta memperluas wawasan akademik maupun non-akademik. “Para narasumber membuktikan bahwa keberhasilan tidak hanya lahir dari ruang kelas, tetapi juga dari keaktifan dalam berbagai kegiatan yang mendukung pengembangan diri,” tegasnya.