Dirjen Pendidikan Islam Dorong FSH PTKIN Hadir sebagai Solusi Umat
Dirjen Pendidikan Islam Dorong FSH PTKIN Hadir sebagai Solusi Umat

BERITA FSH, Aston Bintaro Hotel – Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Prof. Dr. H. Suyitno, M.Ag., menghadiri rapat Forum Dekan Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) PTKIN se-Indonesia yang berlangsung pada Kamis, 18 September 2025 pukul 17.00 WIB di Aston Bintaro Hotel. Dalam kesempatan tersebut, beliau menekankan pentingnya distingsi keilmuan syariah sekaligus penguatan peran FSH dalam menjawab tantangan masyarakat.

Prof. Suyitno mengingatkan agar pengembangan keilmuan syariah tidak melupakan akar historis FSH. “Fakultas Syariah memiliki nilai historis yang kuat. Kita jangan sampai mengembangkan keilmuan tapi melupakan basis epistemologinya. Distingsi fikih muamalah dan kajian syariah perlu terus dijaga sebagai ciri khas PTKIN,” tegasnya.

Selain itu, ia menekankan pentingnya pengendalian mahasiswa melalui penguatan peran kampus, khususnya bagi PTKIN yang telah memiliki ma’had. Menurutnya, kampus harus menjadi ruang tumbuh dan berkembangnya civitas akademika, baik dari sisi karakter maupun kompetensi. “Mari kita kembalikan hubungan emosional kampus dengan mahasiswanya, sehingga terbentuk penguatan karakter sekaligus kepintaran,” ujarnya.

Dirjen Pendidikan Islam juga mendorong agar FSH menghasilkan karya yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Ia menekankan skripsi, tesis, dan disertasi harus mencerminkan kompetensi mahasiswa sekaligus menawarkan solusi bagi problem sosial. Kolaborasi riset, penyusunan database akurat, hingga kajian tentang problem pernikahan dini, kekerasan dalam rumah tangga, hingga isu ekoteologi disebut sebagai bidang penting yang perlu disentuh oleh akademisi FSH. “FSH harus hadir menjadi solusi untuk umat, bukan hanya menghasilkan lulusan tetapi juga produk pengetahuan yang bermanfaat,” tambahnya.

Dalam sesi diskusi, Prof. Abdul Ghofur (UIN Semarang) menanyakan terkait dana penelitian bagi dosen. Menanggapi hal tersebut, Prof. Suyitno menjelaskan bahwa dana riset masih terbuka luas melalui berbagai sumber, termasuk LPDP, dana riset, dan kebudayaan. Bahkan, lebih dari Rp5,6 miliar dana riset belum terserap optimal.

Sementara itu, Prof. Sukri (UIN Jambi) menyampaikan upaya internasionalisasi melalui pengajian kitab, namun diakui belum mencapai target. Menanggapi hal itu, Prof. Suyitno menekankan pentingnya manajemen waktu dan peran dekan dalam mengatur prioritas antara birokrasi, administrasi, dan pengembangan akademik.

Pertemuan ini sekaligus menjadi ruang refleksi bagi FSH PTKIN untuk terus memperkuat peran akademik, memperluas riset yang berdampak, serta menghadirkan solusi nyata bagi persoalan keumatan dan kebangsaan.(NSC)

Dirjen 2

Dirjen 4

Dirjen 3

Dirjen 5