Benchmarking Jurnal UIN Walisongo ke Jurnal Ahkam: Penguatan Pengelolaan Jurnal Menuju Reputasi Internasional
BERITA FSH, Ruang Rapat Madya – Dalam upaya meningkatkan kualitas dan pengelolaan jurnal ilmiah menuju standar internasional, Lembaga Penelitian dan Penjaminan Mutu dari UIN Walisongo bersama Tim Pengelola Jurnal melakukan kegiatan benchmarking ke Jurnal Ahkam, yang kini telah meraih status jurnal bereputasi internasional terindeks Scopus. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan strategi baru untuk memperkuat tata kelola dan kualitas penerbitan jurnal di UIN Walisongo (Jum’at, 08/11/2024).
Jurnal Ahkam yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah sukses mencapai prestasi membanggakan dengan meraih indeksasi di Scopus, salah satu basis data akademik terbesar dan paling bergengsi di dunia. Keberhasilan ini menjadikan Jurnal Ahkam sebagai rujukan utama dalam pengelolaan jurnal ilmiah khususnya di bidang Hukum Islam. Jurnal Ahkam dinilai berhasil menerapkan standar internasional dalam aspek tata kelola, kualitas artikel, serta proses review yang ketat dan transparan.
Delegasi UIN Walisongo yang terdiri dari para editor dan manajer jurnal berbagai bidang ilmu melakukan kunjungan studi ke pengelola Jurnal Ahkam. Kegiatan ini bertujuan untuk memahami praktik-praktik terbaik dalam pengelolaan jurnal, mulai dari proses editorial, manajemen peer-review, hingga penerapan sistem penjaminan mutu berbasis *Open Journal Systems* (OJS).
"Kami berharap melalui benchmarking ini, kami dapat memperkuat kapasitas tim pengelola jurnal di UIN Walisongo dan mengadopsi langkah-langkah strategis yang telah terbukti efektif dalam mencapai indeksasi internasional," ujar pemimpin redakasi Jurnal at-Taqaddum, Dr. Anthin Latifa, M.Ag.
Kegiatan benchmarking ini tidak hanya membahas aspek teknis pengelolaan, tetapi juga strategi peningkatan kualitas artikel dan diversifikasi tema agar dapat menarik minat peneliti internasional. Salah satu poin penting yang dibahas adalah pentingnya penerapan standar internasional, seperti keberagaman afiliasi penulis dan pengulas, transparansi proses review, serta optimalisasi sistem *open access* untuk meningkatkan citasi.
"Kami merasa sangat terhormat dapat berbagi pengalaman dengan tim dari UIN Walisongo. Kami berharap pengalaman kami bisa menjadi inspirasi bagi pengelola jurnal lain yang ingin berproses menuju jurnal bereputasi internasional," ungkap Prof. Dr. Khamami, S.H., M.A., MDC. Editor in Chief Jurnal Ahkam.[LFM]