Ayah: "Nak, Kamu Harus Lebih Baik Dari Ayah"
Ayah: "Nak, Kamu Harus Lebih Baik Dari Ayah"

Inilah potongan kalimat yang diucapkan Sardi kepada anaknya Ratna dalam dialog ayah dengan anaknya yang ingin kuliah. Sardi yang sebagai buruh serabutan mencoba merayu anaknya untuk tidak melanjutkan kuliah karena keadaan ekonomi. Sementara itu, Ratna memiliki tekad yang kuat untuk lanjut kuliah. Keadaan ekonomi mereka memang tidak beruntung. Kondisi ibunya yang sakit sehingga pendapatan sardi selain untuk biaya sehari-hari juga untuk mengobati ibunya.

Dialog itu terekam dalam aksi teatrikal yang dimainkan oleh Qosim Arsadani, Kaprodi Hukum Pidana Islam, sebagai Sardi dan Windy Triana, sebagai Ratna. Mesraini, Wakil Dekan Bidang Akademik yang membacakan puisi di akhir dialog dan Mufidah yang mendedangkan lagu 'Ayah' karya Rinto Harahap yang hits tahun 1990an. Aksi teatrikal dimainkan di sela kegiatan pelepasan wisudawan Fakultas Syariah dan Hukum Kamis, 22 Mei 2025.

"Bapak, aku ingin kuliah", pinta Ratna kepada bapaknya. Kalimat itu disampaikan sepulang dari memungut barang bekas dari sampah untuk dijual di pengepul. Dengan mata berkaca, Sardi mencoba menghibur anaknya untuk menunda kuliah karena kebutuhan hidup sedang banyak. "Kuliahnya tahun depan ya Nak", pinta Sardi. Sebagai seorang anak yang taat mendengar jawaban itu bergetar hari Ratna antara menuruti orang tuanya atau mengikuti keinginannya. Ratna mencoba merayu. "Aku pengen kuliah, Pak. Aku pengen seperti orang-orang dan mau merubah nasib",  lobi Ratna ke Sardi.

Sardi sebagai orang tua sebenarnya sangat berharap dan menginginkan anaknya terus belajar. Ia yakin bahwa belajar adalah salah satu cara untuk merubah kehidupan. Ia yang hanya lulusan sekolah dasar itu merasakan betul dampak minimnya pendidikan. Ia hanya khawatir dengan kondisi ekonomi sekarang yang akan menghambat pembiayaan kuliah. Ia sangat sayang kepada anaknya dan tidak ingin anaknya terlantar kuliah di kota besar. Apalagi belum ada pengalaman hidup di kota metropolitan. Namun karena Ratna terus menyakinkan akan pentingnya kuliah dan bahkan menyatakan siap bekerja dan mencari duit sendiri untuk membiayai kuliah. Akhirnya Sardi luluh hatinya dan menyatakan mendukung dan mendoakan semoga lancar dan sukses kuliah. "Kamu harus lebih dari ayah, Nak", ujarnya. Kini Ratna menjadi dosen di Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri yang sebelumnya kuliah di dalam dan luar negeri.

Pimpinan Fakultas, Program Studi, dan Wisudawan terdiam menikmati dan meresapi aksi teatrikal. Tidak sedikit yang meneteskan air mata. Ada pula yang bergumam, sangat bagus dan menghayati pemeran teatrikal tersebut. Muhammad Maksum, Dekan FSH, termasuk yang tergugah perasaan dan terenyuh hati. Bukan hanya karena dialognya, tetapi yang paling utama cerita itu membawanya pada keadaan 30 tahun silam. Kala itu, dalam keadaan yang lebih sulit dan dialog lebih panjang dan dalam, ia telah melalui proses itu. Ia yakin pada satu kesimpulan,  setiap orang tua pasti menginginkan anaknya bernasib lebih baik darinya. Untuk mewujudkan itu, orang tua siap dan rela mengorbankan jiwa dan raganya bahkan harta yang dimiliki. Tidak sedikit orang tua bekerja keras, menjual tanah, dan upaya keras lainnya agar anaknya lancar kuliah. Yang pasti pula, setiap orang dalam kesempatan shalat, malam hari, dan banyak kesempatan selalu mendoakan anaknya agar lancar dan sukses kuliah. Ikhtiar orang tua lahir bathin tak terhingga. Mari kita doakan semoga orang tua kita selalu dalam keadaan sehat walafiat, berkah umur, rizki berkah melimpah. Allahumma ighfirli wali walidayya wa irhamhuma kama rabbayani shaghira. (M2N)

MhsPakdek

Untitled design

6e36022b-17e4-4573-8a59-e38579e8727c3d5ec163-4621-44e5-939f-2e7ad2032921